Tuesday, December 10, 2013

Puisi Pertemuan Mahasiswa




Pada awal kemunculan, Rendra dikatakan pelopor dalam drama kontemporer. Kemunculannya ditunggu dan dipuja.

Dalam satu acara membaca sajak, terjadi kekacauan. Rendra dihalang dari membuat sebarang persembahan. Sejak itulah nama Rendra dikenal dengan kepenyairan yang memberontak dan melawan elitas kuasa.

Tak kurang yang mengkritik, sajak-sajak Rendra sudah kehilangan nilai estetika. Kata Rendra, ia tak peduli. Biarlah kenyaringan dan kelansungan sajak-sajaknya dapat membawa dan mengangkat tema sosial dan kebanyakan.

Maka, untuk sajak-sajak Rendra, pemaknaannya sangat jelas dan terang. Tak perlu diulas. Yang perlu, hanyalah untuk dibaca di tengah suasana himpunan-himpunan rakyat yang sedang gelora dan memberontak.

Orang-orang miskin di jalan
yang tinggal di dalam selokan
yang kalah di dalam pergulatan
yang diledak oleh impian
janganlah mereka ditinggalkan

No comments: