Sunday, April 5, 2015

Babel

Aku selalu bercakap tentang tragedi, tapi tak bermaksud aku penggilanya. Aku suka dengan tragedi yang sederhana dan indah. Yang kecil dan tak sempurna.

Tapi, Babel — ia lain.

Babel adalah sebuah tragedi yang menghancurkan sisa-sisa harapan kita sebagai manusia. Babel membuat kita melihat takdir sebagai satu kejahatan yang paling asas dalam alam semesta. Ia membuat kita hiba, hilang arah. Dan kita betul-betul tak sanggup melihat karektar-karektar yang tak berdosa ini dipermainkan secukup-cukupnya oleh kuasa takdir. Dan,seperti Babel yang tidak selesai, begitu juga kita sebagai manusia. Menyerah diri kepada takdir adalah sekadar jawapan yang kita ada.

No comments: