Sunday, January 5, 2014

Pejalan Tengah Malam

Beberapa malam sebelumnya, sekitar pukul 2-3 pagi, aku bawa Muhsin keluar rumah. Kali pertama, dia takut takut sedikit.

Malam ini, aku ajak dia keluar lagi. Berjalan jalan sekitar Muallimeen. Bila jumpa sekor kucing, aku sengaja jarakkan diri sedikit dari Muhsin. Aku nak lihat bagaimana respon dia dengan kucing gelandangan lain.

Mula mula dia semacam takut takut nak menyorok, tapi bila melihat kucing tu berpaling, tiba tiba Muhsin ikut membuntutinya. Dan kucing tu perasan. Aku persiap diri untuk sergah kucing tu kalau kalau dia nak serang Muhsin. Melihat sasa tubuhnya, mudah untuk mengecam kucing ini sebagai abang kawasan. Bukan calang calang jantan. Anehnya, ia tiba tiba bersuara aneh —suara tersekat sekat yang manja. Kalau tak salah aku, maksud mengiaunya itu tanda ketertarikan dan ingin berkenalan. Muhsin perlahan lahan merapati kucing tu dan mencium cium hidungnya. Kedua duanya sudah mula berkawan!

Kebiasaan kucing kucing aku sebelum ni, ada jugak yang tertarik nak dekat. Bila baru saja nak menghidu hidu, pasti kucing aku yang tersalah paham dulu. Menegaklah bulu masing masing.

Aku ajak lagi Muhsin berjalan lebih jauh. Dan, lebih banyak kucing kucing gelandangan lain yang Muhsin ketemu. Menariknya, hampir kesemuanya merespon dengan baik salam perkenalan Muhsin. Ada dua tiga ekor malah dari jauh sudah merasa tertarik lansung melihat sosoknya yang putih, kecil, dan kurus itu. Mereka mengiau ngiau aneh seperti mengiaunya abang kawasan tadi.

Cuma ada seekor saja yang tidak sebulu dengan Muhsin. Ironinya, kucing itu berbulu hitam penuh. Sebuah pertentangan yang terlalu nyata, barangkali.

Hanya Muhsin saja yang tinggal. Ibu dan kakaknya hilang dicuri.

No comments: